Friday, December 10, 2010

Itz a amazing frenship

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya …
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur – disakiti, diperhatikan – dikecewakan, didengar – diabaikan, dibantu – ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.


Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
** Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang
mementingkan diri sendiri **
“Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita.
Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita”
Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan.
Siapa yang berada di samping anda ??
Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai ??
Siapa yang ingin bersama anda saat anda tak bisa memberikan apa-apa ??
MEREKALAH SAHABAT ANDA
Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka.:-)

my FirSt LuV

untung da blog gue nih yang bs nampung segala keluh kesah gue, cerita" yang selama ini gue pendam yg sulit gue critain ke tmn" gue. x ini gue pngen ngenang masa lalu my 1st luv..

Semuanya berawal dari masa" MOS SMA, gue bertemu seorang anak laki-laki, inisial H. Awalnya biasa aja,tp lambat laun hati jd terpesona apalagi setelah dia menjadi ketua MOS tim gue. tiap x gue lakuin kcerobohan atau ada outbound yang gue takutin bgt, kata" yang keluar dari mulutnya selalu bisa nenangin hati gue n bikin gue berani.

Masa MOS berakhir dan pembagian kelas untuk awal pembelajaran pun dmulai. Kecewa banget waktu tau gue n dia berbeda kelas. yach untungnya Tuhan masi baek ma gue karena kami masi bisa ketemu waktu sama" mengikuti kegiatan keagamaan di skul. Tiap x sebelum kegiatan agama dimulai, gue suka bgt duduk dekat dia, dengerin dia nyanyi" lagu biarpun suaranya ga gt bagus,sk dijailin dia, bikin hati gue berbunga".Sejak thu gue jd rajin ikut kegiatan tersebut n ambil bagian jadi seksi peralatan biar makin deket ma dia.

Selain itu gue juga mati"an belajar n ngbrol", tanya" ama guru" biar nanti kelas 2 gue bs masuk kelas unggulan dan sekelas ma dia secara gue kn dr kelas 1D(hm.. kelas yang mnurut pemikiran orang, kelas org bodoh). akhirnya cita" gue kcapai, gue dpt rangking dan sekelas ma dia. duh senangnya hati gue coz selain gue bisa dekat ma dia, gue jg bisa bikin bangga wali kelas gue n pemikiran org laen ttg (kelas gue thu kelas org cupu)thu salah. Setelah sekelas ma dia, gue merasa dia perlahan" berubah dan menjauh dari gue. dugaan gue, ada someone yg ga sk kedekatan g ma dia n ngomongin kejelekan gue di depan dia. Hari" berlalu sangat lambat n hal" bahagia yang ada dlm angan" gue ga pnah kjadian, gue ga tau harus bsyukur to tidak sekelas dengan dia.

Dia menjadi sangat pendiam dan serius dengan pelajaran dan seringkali cuek. Suatu hari tumben bgt dia dekatin gue buat tanya soal kimia yang dia ga bisa, untungnya gue jago bgt di bid thu. Sejak saat thu gue mati"an perdalam ilmu kimia biar bisa dekat ma dia, biar dia bisa tanya" ama gue biz gue ga tau cara laen biar hub g n dia bs seakrab dulu. Sampai akhir pesta perpisahan kelas 3SMA pun sikapnya tetap ga berubah, dingin berbeda banget seperti dulu.Biarpun gitu, gue tetap diem" menyukainya,asalkan bisa ngeliat dia trus ga pduli gmn skapnya ke gue.

Sampai gue bela"in masuk ke univ pilihan dia, n tentunya g ga masuk sejurusan ma dia secara gue ga gt pinter logika so akhirnya jatuhlah pilihan gue di SI yah biar kalo da kesempatan ngbrol ma dia, bs nyambung topiknya. Coz ga sejurusan n susah buat gue ngliat dia, otomatis gue cari tau organisasi apa yg dia masuk. Sperti yang kita tau masuk organisasi di univ skrg ga gampang mesti test ini lha itu lah, banyak tetek bengek nya, belum lagi ospeknya yg sadis. untungnya semua gue laluin dengan baek. semua teman" kuliah yg masuk organisasi bareng gue bahkan kakaknya kaget gue rajin amat ikut mpe 3 organisasi {BNCC KMBD, BNMC}sekaligus padahal mereka ga tau maksud gue(cuma ngbuntutin gebetan gue aja)...hihihi.

jadwal kuliah makin padat, gue makin susah urus jdwal kegiatan organisasi,selain itu dia jg dah jrang keliatan di organisasi thu. belakangan gue dgr dr tman nya kalo dia uda ngundurin diri dari organisasi n fokus ma kuliahnya. Sejak thu gue jg da mls"an, bahkan di saat penyeleksian anggota jadi aktivis, gue ogah"an n akhirnya gue ninggalin tiga organisasi. begini dech kalo cm ikut"an orang..haha.

sejak sem 3 gue ga pnah denger kabarnya gi, sampai suatu hari dia tb" sms mw pnjem buku kuliah ma gue. thu kesempatan terakhir gue ngliat dia.



Saturday, November 20, 2010



Pada suatu hari di negeri antah berantah, hidup seorang Raja yang sangat bengis. Ia sangat kejam dan sewenang-wenang. Tak segan-segan ia menjatuhkan hukuman mati, baik kepada rakyat maupun pengikutnya dengan alasan kurang jelas.

Raja itu tidak pernah mau dikritik. Selalu merasa benar adalah ciri khasnya. Pokoknya semuanya harus dikerjakan sesuai dengan keinginan dia, jika tidak, nyawa konsekwensinya.

Pada suatu saat, Sang Raja memiliki ambisi untuk menaklukkan dan menguasai negeri tetangga. Raja tahu betul bahwa negeri tetangga itu adalah kerajaan yang cukup kuat, prajuritnya berjumlah puluhan ribu orang, dan mereka memiliki seorang pemimpin yang sangat ahli dalam strategi perang.

Secepat mungkin Raja langsung menerapkan wajib militer bagi rakyatnya, tapi ternyata kekuatan perang yang ia miliki tetap tidak sepadan dengan musuhnya.

“Cobalah baginda menghubungi Nasredin” Salah satu penasehatnya berkata,”Dia adalah seorang bijaksana. Kata orang, dia bisa mengalahkan puluhan setan – cukup dengan berkata-kata saja”.

Dengan setengah tidak percaya, Raja segera datang menemui Nasredin.
“Kamu Nasredin ?” Raja bertanya. “Kata orang, kau adalah orang yang penuh pengetahuan, memiliki mantra dan kekuatan ajaib. Mereka bahkan mengatakan kalau kau adalah penakluk setan. Apakah benar itu ?”

“Begitulah kata orang” jawab Nasredin sekenanya.
“Kalau begitu, coba tunjukkan bagaimana wajah setan itu sendiri !” Seru Sang Raja dengan jengkel.

“Baiklah Paduka.” jawab Nasredin sambil tersenyum. Ia menyodorkan cermin kepada Raja dan berkata, “Silahkan paduka melihatnya sendiri.”

Nb: setan itu ada di dalam diri kita, kalau kita gak mampu mengontrol emosi sendiri.

Keajaiban doa

Di sebuah desa yang sama, tinggal Abdul, Ali, dan Karim. Abdul adalah seorang tukang batu, dia juga punya kebiasaan buruk yaitu bermabuk-mabukan dan tidur dengan wanita-wanita tuna susila.

Ali adalah seorang petani. Dia adalah seorang pekerja keras dan cukup taat dengan agama. Dia bekerja mengelola sawah dan ladangnya dari pagi hingga sore. Pada saat panen, tak lupa ia menyisihkan sepersepuluh hasil ladangnya untuk orang-orang tidak mampu.

Karim adalah seorang Imam. Ia sangat dikenal di desa itu karena ceramah-ceramahnya yang motivatif. Banyak orang kembali bertobat pada Tuhan saat mendengar ceramahnya. Ia adalah seseorang yang total melayani Tuhan.

Pada suatu hari, nasib yang cukup aneh menimpa mereka. Mereka bertiga terjangkit penyakit lepra. Karena sudah peraturan adat, mereka bertiga harus segera diasingkan dari desa tersebut. Penduduk khawatir mereka akan menyebarkan penyakit mengerikan itu. Sebuah gubug kecil pun dibuatkan oleh warga di pinggiran desa, dan mereka bertiga tinggal disana.

Suatu malam, mereka bertiga mendapatkan mimpi sama. Di dalam mimpi itu mereka mendengar Tuhan berkata, “Berdoalah, maka kalian akan sembuh.” Mereka pun segera melaksanakan apa yang dikatakan oleh mimpi tersebut. Setiap pagi dan malam mereka selalu berdoa meminta kesembuhan.

Setelah tiga hari, Abdul si pemabuk itu akhirnya sembuh. Dia segera pulang ke desa dan merasa sangat yakin bahwa Tuhan lebih menyayanginya dari pada dua orang yang lain itu.

Setelah tiga bulan, Ali si petani juga sembuh. Dia juga segera pulang ke desa dan terheran-heran mengapa Tuhan lebih sayang kepadanya dari pada si Karim yang notabene seorang Imam. “Reputasi suci imam itu pasti palsu !” gumamnya pada dirinya sendiri. Petani tersebut juga masih bertanya-tanya kenapa si pemabuk malah sembuh lebih dulu.

Tahun demi tahun pun berlalu. Karim si Imam tidak lelah berdoa kepada Tuhan untuk meminta kesembuhan, namun kesembuhan itu tak kunjung tiba. Tak ada lagi orang-orang yang datang menjenguknya. Bahkan wajah dan tubuhnya sekarang sudah berubah menjadi mengerikan.

Pada suatu malam, si Imam tersebut akhirnya bermimpi lagi. Ia bermimpi mendengar suara Tuhan berkata,”Karim, aku tahu hatimu terusik dengan peristiwa ini, engkau tentu ingin tahu kenapa si pemabuk dan si petani itu kubiarkan sembuh terlebih dulu.”

Tuhan melanjutkan,

“Aku menjawab doa Abdul si pemabuk dengan cepat karena imannya. Percaya kepada-Ku selama tiga hari adalah seluruh Imannya. Jika Aku menundanya, mungkin dia akan putus asa lalu bunuh diri. Untuk si petani, aku menunda kesembuhannya selama tiga bulan, karena dia memiliki kepercayaan yang lebih besar kepada-Ku. Tetapi setelah tiga bulan, maka keyakinannya akan hilang dan dia bisa bertindak nekat juga.. Apakah engkau bisa mengerti ?”

Tuhan kembali melanjutkan,

“Karena engkau adalah imam-Ku yang setia, aku tidak bisa mengabaikan doamu. Engkau adalah teman-Ku dan engkau sangat memahami hati-Ku. Buktinya, semakin lama Aku menunda kesembuhanmu, keyakinanmu padaku malah semakin dalam. Bahkan sekarang engkau sudah tidak peduli lagi apakah engkau akan sembuh atau mati, engkau hanya ingin berdoa pada-Ku. Engkau tetap beriman pada-Ku tanpa peduli apapun yang terjadi padamu. Aku telah menjadi segala-galanya bagimu.”

Besok paginya, Imam itu terbangun dan ia telah sembuh dari penyakit lepranya. Dan untuk pertama kalinya dia menyesali kesembuhannya.

Guci Cantik



Pada suatu hari sepasang suami istri yang baru menikah, berbulan madu di Cina. Saat berjalan-jalan di sebuah galeri seni, mereka menemukan sebuah guci yang indah sekali. Mereka melihat harga yang tercantum di label guci itu, tertulis angka 40.000 USD !

“Sangat mahal” kata si istri.

“Ya, tentu !” tiba-tiba pelayan galeri itu berkata, “Guci ini dibuat sekitar 400 tahun lalu, sangat klasik, tetapi tetap indah dan utuh, karena ia dibuat oleh seorang maestro seni yang luar biasa, pembuatnya adalah seniman sejati, guci yang dibuatnya selalu berkualitas tinggi dan bernilai seni tinggi, sekalipun sudah berusia ratusan tahun.

“Tak disangka, guci itu tiba-tiba berkata.

“Tak tahukah kalian bahwa aku sebenarnya hanya seonggok tanah liat bau yang tak berguna?”

Orang-orang itu hanya melongo,

“Saat itu tuanku menemukan aku, memukul-mukulkan aku pada sebuah papan, hingga pasir dan kerikil dalam tubuhku keluar semua.. sakit sekali rasanya”

Sang guci melanjutkan ceritanya.

“Tidak hanya itu, selanjutnya ia menaruhku di atas batu yang berputar; dan dengan segera dia memutar-mutar dan mulai mengikis dan membentuk tubuhku. Aku tidak tahan.. pusing.. tolong hentikan.. sakit.. itu yang kuteriakkan, tetapi tuanku hanya berkata: belum saatnya”

“Sesudah itu dia meletakkan aku di sebuah ruangan di atas panggangan api, tahukah kalian, betapa panasnya itu? perlahan-lahan tubuhku yang lembek dan hitam berubah menjadi kaku dan memerah.. panas.. tolong hentikan.. itu yang kuteriakkan, tetapi tuanku tersenyum dan hanya berkata: belum saatnya”

“Sesudah itu, tuanku mengeluarkan dari ruangan itu, dan ia mulai menggoreskan cat-cat pada tubuhku.. saat tubuhku masih panas dan memerah.. pedih sekali rasanya.. seluruh kulitku terasa seperti disiram api.. aku hanya bisa menangis dan berkata.. tolong hentikan.. aku tidak kuat.. tetapi tuanku berkata: belum saatnya”

“Sesudah tubuhku berlumuran cat, tuanku memasukkanku lagi ke ruangan tadi dan mulai memanggangku lagi.. kali ini panas yang kurasakan luar biasa, mungkin beberapa kali lipat dari panas yang tadi… tolooong.. sakiiitt…. itu yang bisa kuucapkan, tetapi tuanku hanya berkata: belum saatnya, tinggal sebentar lagi”

“Setelah beberapa jam di panggangan itu, aku mulai melihat kulitku perlahan-lahan mulai memutih dan sangat keras.. lebih keras dari sebelumnya.. sakit dari sekujur tubuhku aku rasakan. Perlahan-lahan tuanku mengeluarkan aku dari ruangan itu.. membersihkan tubuhku dengan lap sutra dan memberiku tempat di atas sebuah meja yang indah..”

“Beberapa hari kemudian, sakitku mulai hilang, dan ajaib, aku merasa sangat kuat. Perlahan-lahan aku mulai sadar, bahwa aku telah berubah menjadi guci yang sangat cantik, seorang raja bersedia membeliku dengan harga yang sangat tinggi”

“Semenjak itu, aku tidak pernah bertemu dengan tuanku lagi, tetapi yang aku tahu, semenjak raja itu membeliku, aku selalu berada di tempat yang indah dan tinggi, agar semua orang bisa melihatku, semua orang bangga dapat memiliki dan melihat aku, aku pun yakin kalian semua pasti ingin berfoto didekatku. Dulu, pernah ada dua kerajaan bertempur cuma gara-gara memperebutkan aku…”

“Oohh betapa bahagianya aku, seandainya bisa bertemu dengan tuanku sekali lagi.. aku ingin mengucapkan terima kasih.. akan karyanya yang sangat indah di hidupku”

Nb: bersakit- sakit dulu bersenang" kemudian...

Berlian



Pada suatu hari seorang wanita tua berjalan menyusuri bukit. Tak sengaja, matanya tertuju pada sebuah batu mengkilat yang berada di sela-sela batu besar. Batu itu kurang lebih sebesar kepalan tangan orang dewasa. Dengan berbagai usaha, diraih dan dipegangnya batu gemerlap itu.

Pada saat itu pula, lewat seorang pria muda yang sedang mencari kayu bakar. Tampak sekali dari pakainnya, bahwa lelaki itu adalah orang miskin. Lelaki itu melihat batu mengkilat yang dipegang oleh nenek tua, dan terperanjatlah dia ketika melihat sebuah berlian sebesar itu.

“Apa itu nek?” Lelaki itu bertanya, “Bolehkah aku memintanya?”

“Baiklah..” Jawab nenek itu seraya memberikan batu itu kepada sang lelaki tanpa beban sama sekali.

Setengah tidak percaya, lelaki itu segera menerima dan membawa pulang berlian besar itu. Sesampainya di rumahnya yang mulai reyot, lelaki itu mulai merancang berbagai strategi untuk memanfaatkan berlian besar tersebut agar dapat membuatnya kaya.. tanpa kehilangan batu itu sama sekali.

Besoknya, si lelaki memutuskan untuk menggadaikan berlian miliknya. Uang hasil gadai berlian itu ternyata cukup besar, dan uang itulah yang ia gunakan sebagai modal usaha. Tahun demi tahun dilalui, dan akhirnya lelaki itu tumbuh berkembang menjadi seorang pengusaha yang kaya-raya. Berlian yang dulu digadai itupun sudah dapat ditebusnya kembali.

Tapi entah kenapa, perlahan namun pasti mulai ada perubahan di diri lelaki itu. Ia mulai congkak, suka pamer, dan mulai melarutkan dirinya dalam kehidupan malam yang sangat menjijikkan. Lambat laun, teman-temannya mulai menjauh. Yang ada sekarang hanyalah orang-orang yang mau memanfaatkan dirinya.

Berbagai persaingan dan minimnya dukungan dari orang-orang terdekatnya, akhirnya membuat usaha lelaki itupun jatuh. Ia sekarang tidak mempunyai apa-apa lagi. Bahkan semua orang sudah meninggalkannya. Tetapi, ternyata tidak semua hartanya habis, ia masih memiliki batu berlian besar pemberian seorang nenek yang ia temui beberapa tahun lalu. Entah mengapa, ia mulai merasa menyesal kenapa ia harus meminta berlian tersebut dari nenek tua itu.

Akhirnya, dengan berbagai upaya, ia berusaha mencari kembali nenek tersebut. Setelah berhari-hari mencari, akhirnya lelaki itu menemukan rumah sang nenek, yaitu sebuah gubug kecil di perbukitan.

Sambil sujud tersungkur di hadapan sang nenek tua, laki-laki itu mengembalikan berliannya.

“Kenapa engkau dulu memberikan batu permata ini kepadaku?” kata lelaki itu sambil menangis, “Seharusnya, engkau memberikan sesuatu yang lebih berharga dari ini… yaitu kekuatan untuk memberi batu ini..”

Sambil tersenyum, nenek itu menjawab, “Aku sedang mengajarkannya padamu..”

Peng Shulin



Peng Shulin, seorang lelaki paruh baya dari Cina itu memegang alat bantunya. Tapak demi tapak kaki besi itu mulai melangkah. Sesekali terlihat ia menyeka keringat. Matanya tetap menghadap ke depan. Senyum lembutnya pun tetap terlintas, bahkan sesekali diselingi dengan tawa. Setiap orang yang berada di dekatnya waktu itu hanya bisa bergumam, “Ia optimis, ia beruntung..”

Ingatannya mulai menerawang pada kejadian tahun 1995. Hatinya selalu miris saat di otaknya terbayang bagaimana truk besar itu menggilas habis tubuhnya bagian bawah. Selama 12 tahun, dia berbaring tanpa bisa berjalan, ” tetapi, Tuhan menyelamatkan nya” begitu katanya pada semua orang.

Ia ingat betul bagaimana 20 orang tenaga ahli itu berjuang menyelamatkan nyawanya. Bukan hanya dokter bedah, ahli syaraf bahkan ahli elektronika dan fisika pun juga dilibatkan dalam proses rekonstruksi tubuhnya.

“Bukan kehebatan kami, tetapi semangatnya yang luar biasa itulah yang justru memotivasi kami untuk memberikan yang terbaik.” Kata seorang tim ahli, “Kami ingat betul, bagaimana jantung itu tetap berdetak kencang pada saat masa-masa kritisnya, detak jantung luar biasa yang membuatnya tetap bertahan hidup, bagaimanapun kondisinya.”

Memang, saat ini tinggi Peng Shulin tinggal 78 cm. Tapi hal itu tidak pernah membuatnya menyerah. Ia tetap berjalan, dan tetap mengerjakan berbagai kegiatan rutin sehari-hari… “Lifes Go on..” katanya sambil tersenyum.

Tikus Vs Manusia

ada 2 ekor tikus bernama Ham dan Haw, mereka berdua setiap pagi hari keluar rumah untuk mencari keju sebagai makanan hariannya. namun setelah mereka berkeliling akhirnya mereka menemukan keju tersebut berada di sebuah stasiun C. setelah mereka menemukan keju tersebut maka dengan lahaplah mereka memakan keju tersebut, hingga esok harinya lagi, dan esok lagi, esok lagi setelah mereka keluar rumah mereka selalu ke stasiun C bahkan mereka sampai melepas sepatunya untuk makan keju sambil beristirahat disana..
demikian pula dengan 2 orang manusia bernama Paul dan John. merekapun setiap pagi keluar rumah untuk mencari sebuah 'keju' untuk makan kesehariannya. sampai akhirnya mereka menemukannya di stasiun C. dan sejak hari itu mereka setiap pagi keluar rumah untuk ke stasiun C mengambil keju tersebut dan merekapun menggantungkan sepatunya karena keju sudah ada di depan mata.
namun, apa yang terjadi ketika di stasiun C, keju itu habis???.
Tikus : ketika mereka tahu, bahwa di stasiun C sudah tdk ada keju yg tersisa, maka spontan tikus tersebut mencari jalan lain untuk mencari keju yg lain, mereka langsung memakai sepatu dan pergi bergegas dan berputar, berkeliling samapai mereka menemukan keju lainnya. dan ternyata pucuk di ulam tiba, mereka menemukan di stasiun D ada begitu banyak menumpuk keju disana.
bagaimana dengan Paul n John?
setelah mereka melihat bahwa tdk ada keju tersisa di stasiun C, mereka pusing, stres, dan bahkan sepatu yang digantungkan tdk sedikitpun dipegangnya, mereka hanya sibuk mondar-mandir, sambil berharap akan ada keju lagi di stasiun C.hari demi hari seperti itu, samapai badan lemas dan hampir tua, mereka masih balik ke stasiun C dan kosong.
hingga akhirnya John berkata " Sudah Cukup, ini saatnya saya harus mencari jalan lain, dan menemukan keju yg lain"
Paul menjawab "Kamu saja, diluar sana itu berbahaya, akan banyak masalah dan kendala saya mau tetap disini dan saya percaya akan ada keju lagi disini seperti dulu kala"
akhirnya, John mengurungkan niatnya. namun setelah 2,3 hari berpikir, John kembali berkata " Saya akan memakai sepatu saya, dan mencari jalan lain untuk mencari keju yg lain, apa kau mau ikut Paul?"
Paul masih pada pendiriannya. akhirnya John bergegas keluar dan menari jalan keluar untuk mencari keju yg lain. hingga dia lelah berputar-putar, berkeliling, hingga tersesat, namun semangat tidak turun karena dalam pikirannya, semakin dia berlari maka keju itu semakin dekat. ada bayangan besar dikepalanya ada keju membukit yang banyak sekali. hingga impiannya itu terus menemaninya berkeliling mencari keju.
dan perjuangan tdk sia-sia, John menemukan sebuah stasiun D yang bahkan lebih banyak kejunya dibandingkan stasiun sebelumnya. maka dibuatlah rute jalan tersebut agar Paul bisa mengikutinya.

-sometimes, orang yg terlalu banyak pertimbangan sulit untuk sukses, namun seekor tikus hanya menggunakan instingnya untuk mencari sebuah keju, tanpa banyak pertimbangan, bisa mendapatkan apa yg dicarinya.

Tikus dan Keju

Pada suatu hari, seekor tikus sedang mencari makan. Seperti biasa, dia menyelinap masuk ke dalam gudang. Saat sibuk meraba-raba gudang yang gelap, tikus menemukan sebongkah keju yang sangat besar. Tapi sayang, ternyata keju tersebut melekat pada sebuah jebakan tikus. Sebuah perangkap yang mampu menghancurkan tubuhnya dalam satu detik saja.

Merasa cemas dengan adanya jebakan itu, tikus lalu menemui ayam.
“Hei, di gudang ada jebakan tikus! berhati-hatilah saat memasuki gudang!” seru tikus.
“Saya tahu kalau ini adalah masalah besar bagi kamu.” Jawab ayam, “Tetapi maaf, itu bukan urusanku. Aku tidak terganggu dengan jebakan itu.”

Tidak puas dengan jawaban ayam, tikus kemudian menemui kambing. “Maaf, ya!” Kambing itu berkata, “Saya tidak bisa berbuat banyak. Sebaiknya kau berdoa saja agar keju itu lepas dari jebakannya.” kata si kambing.

Tikus pun merasa sangat kesal dengan jawaban kambing. Ia kemudian menemui sapi untuk memberinya peringatan. Lagi-lagi tikus mendapat jawaban yang sama, “Maaf, ya.” kata sapi sambil tertawa, “Jebakan sekecil itu tidak berarti apa-apa bagi tubuhku yang sebesar ini. Saya tidak merasa terganggu dengan adanya jebakan itu.”

Karena bosan tidak diperhatikan, kemudian tikus meninggalkan gudang dan mencari makan di tempat lain.

—————

Saat tengah malam, tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras. “Praaaaaak…” Jebakan tikus itu sepertinya telah menemukan mangsanya. Mendengar suara ini, istri sang petani langsung terbangun dan berlari ke gudang. Tetapi karena gelap, istri petani tersebut tidak menyadari bahwa yang tertangkap di jebakan tersebut adalah seekor ular berbisa. Ular itu lalu menggigitnya. Istri petani pun menjerit-jerit kesakitan.

Melihat keributan itu sang petani segera berlari menuju dapur. Ia menemui istrinya sudah pingsan tergigit ular. Kemudian ia membawa istrinya untuk berobat.

Esok paginya, tubuh si istri masih demam. Maka petani itu memutuskan untuk menyembelih si ayam untuk dibuat sup kesukaan istrinya.

Selama istrinya sakit berhari-hari, banyak sekali tetangga yang menungguinya. Petani itu lalu menyembelih kambingnya. Daging kambing tersebut kemudian dibuat sate untuk hidangan bagi para tamu.

Setelah lebih dari seminggu sakit, sang istri akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang yang hadir di pemakamannya. Akhirnya sang petani memutuskan untuk menyembelih satu-satunya sapi miliknya. Daging sapi itu dibuat berbagai masakan sebagai hidangan bagi para tamu yang telah hadir di pemakaman istrinya.

Nb : hidup selalu berputar. masalah dan ancaman yang diderita orang lain dapat menjadi rantai yang akhirnya menimpa diri kita.. so, keep the arms wide open and show your love.. ^^

Friday, November 19, 2010

Cara jadi Pensil yang sempurna

“Ada lima hal yang wajib kamu ketahui untuk menjadi pensil yang sempurna.”
1. ingatlah bahwa kalian hanya bisa menghasilkan tulisan yang indah jika ada sebuah tangan yang menuntun kalian.
2. setiap akan dipakai kalian akan diraut dan dikikir. Ini adalah proses yang sangat menyakitkan. Tapi hanya itulah satu-satunya cara agar kalian bisa selalu tajam, sempurna, dan layak digunakan.
3. jangan takut untuk berbuat salah karena kalian bisa memperbaikinya sekalipun tidak bisa menghapusnya.
4. bagian terpenting pensil terletak di dalam diri kalian, yaitu batangan grafit untuk menulis.
5. mungkin kalian tidak digunakan untuk menulis di atas kertas melulu, adakalanya di tembok, di kanvas, atau di tempat-tempat lain yang tidak seharusnya. Tetapi, tetaplah setia untuk menggoreskan grafitmu. Karena tugasmu hanyalah menulis, tidak peduli dimanapun kamu akan ditugaskan.”

Jika direnungkan hal di atas mirip dengan apa yang terjadi pada manusia:
1. manusia akan hanya bisa menghasilkan karya yang indah jika manusia tersebut membiarkan Tangan Tuhan mengendalikannya.

2. manusia akan selalu bertemu dengan berbagai masalah. Tetapi harus diakui bahwa masalah-masalah tersebut membuat manusia bisa makin bertumbuh dan makin sempurna.

3. setiap manusia bisa berbuat salah, tetapi setiap manusia juga bisa memperbaiki kesalahan sekalipun tidak mampu untuk menghapusnya.

4. keindahan manusia justru terletak pada bagian dalamnya, bukan pada sisi luarnya.

5.adakalanya manusia merasa berada di tempat-tempat yang tidak seharusnya. Tetapi manusia harus tetap setia dengan peran dan tugasnya di tempat-tempat tersebut, mungkin Sang Pencipta memiliki rencana tersendiri kenapa manusia dibiarkan berada di tempat-tempat yang tidak seharusnya.

Tuesday, November 09, 2010

Tokek

Pada suatu hari ada seorang petani yang bingung. Ia mempunyai sepetak lahan, ia berpikir apakah ladang tersebut akan ia tanami melon atau semangka. Tiba-tiba, “tokeeeeeek..!” Tokek yang bersarang di plafon atap rumahnya itu berbunyi. Dengan sigap, petani itu berseru “Meloon!”. Tokek itu berbunyi lagi, “Tokeeeek..!” Petani itupun berseru lagi “Semangkaa..”. Dan begitu seterusnya beberapa kali hingga tokek tersebut berhenti berbunyi. Kata terakhir yang diserukan petani tersebut adalah “melon”, maka petani itu pun memutuskan untuk menanam melon di ladang. Beberapa bulan berlalu dan ternyata melonnya tumbuh subur. Sangat berbeda dengan tetangganya yang menanam semangka. Semangka tetangganya tersebut hampir semuanya gagal panen tanpa ada sebab yang jelas. “Tokek itu simbol keberuntunganku.” Gumam petani.

Sore harinya, seorang pedagang melon datang ke rumah petani tersebut. Ia menawarkan diri untuk membeli semua hasil panen melon di atas harga pasar. Padahal di sisi lain, petani itu sudah berencana menjual melon ke KUD. “Mmm.. dijual ke orang itu tidak ya??” tiba-tiba tokek itu berbunyi lagi “tokeeek..!” Sekonyong-konyong petani itu berseru “Ya..!” ; Tokek itupun berbunyi lagi “tokeeek..!” Petanipun berseru lagi “tidaak..!” Dan begitu seterusnya beberapa kali hingga tokek tersebut berhenti berbunyi. Kata terakhir yang diserukan petani tersebut adalah “tidak”. Maka petani itu menolak menjual melonnya pada pedagang itu, dan lebih memlih menjual melonnya ke KUD, sekalipun dihargai lebih murah. Keberuntungan pun datang lagi pada petani itu, pedagang tersebut ternyata seorang penipu. Dengan berbagai tipu muslihatnya pedagang itu telah berhasil menipu salah satu tetangganya, dengan membawa lari seluruh hasil panen tanpa dibayar sepeserpun.

Petani itu sangat bangga dengan tokeknya. Dengan sedikit berusaha, akhirnya dia berhasil menangkap tokek itu. Tokek tersebut lalu diberi sangkar yang besar dan bagus, segala kebutuhan tokek itupun dipenuhinya setiap hari. Bulan demi bulan pun berlalu, dan seperti biasa tokek tersebut selalu membawa keberuntungan bagi petani tersebut. Apapun yang menjadi keputusan petani selalu menunggu jawaban si tokek.

Cerita pun terus berlanjut, petani tersebut lalu membuat semacam ‘standarisasi’ bagi jawaban si tokek. Bunyi pertama ia artikan sebagai “ya”, dan bunyi kedua diartikan sebagai “tidak”. ‘Standarisasi’ bunyi tokek inipun berhasil. Lambat laun petani itu pun menjadi kaya raya. Ia telah menjadi salah satu tuan tanah terkaya di desanya.

Tahun demi tahun pun berlalu. Tapi entah mengapa, akhir-akhir ini tokek tersebut selalu membawa petani tersebut pada keputusan yang salah. Beberapa kali jawaban tokek tersebut selalu mengarah pada kesialan semata. Tokek tersebut telah membuat petani tersebut kehilangan tanah karena sengketa, salah memilih pupuk, salah cara dalam mengairi sawah, kehilangan istri, dan seabreg masalah-masalah lain. Keadaan petani itu pada saat ini justru jauh lebih buruk dari keadaan sebelum ia menemukan si tokek.

Lambat laun petani tersebut menjadi benci terhadap tokek tersebut, dan ia pun berseru “Akuu bodoooooh!!”.

Sungai Jodoh

Pada suatu masa di pedalaman pulau Batam, ada sebuah desa yang didiami seorang gadis yatim piatu bernama Mah Bongsu. Ia menjadi pembantu rumah tangga dari seorang majikan bernama Mak Piah. Mak Piah mempunyai seorang putri bernama Siti Mayang. Pada suatu hari, Mah Bongsu mencuci pakaian majikannya di sebuah sungai. Ular! teriak Mah Bongsu ketakutan ketika melihat seekor ulat mendekat. Ternyata ular itu tidak ganas, ia berenang ke sana ke mari sambil menunjukkan luka di punggungnya. Mah Bongsu memberanikan diri mengambil ular yang kesakitan itu dan membawanya pulang ke rumah.

Mah Bongsu merawat ular tersebut hingga sembuh. Tubuh ular tersebut menjadi sehat dan bertambah besar. Kulit luarnya mengelupas sedikit demi sedikit. Mah Bongsu memungut kulit ular yang terkelupas itu, kemudian dibakarnya. Ajaib, setiap Mah Bongsu membakar kulit ular, timbul asap besar. Jika asap mengarah ke Negeri Singapura, maka tiba-tiba terdapat tumpukan emas berlian dan uang. Jika asapnya mengarah ke negeri Jepang, mengalirlah berbagai alat elektronik buatan Jepang. Dan bila asapnya mengarah ke kota Bandar Lampung, datang berkodi-kodi kain tapis Lampung. Dalam tempo dua, tiga bulan, Mah Bongsu menjadi kaya raya jauh melebihi Mak Piah Majikannya.

Kekayaan Mah Bongsu membuat orang bertanya-tanya. Pasti Mah Bongsu memelihara tuyul, kata Mak Piah. Pak Buntal pun menggarisbawahi pernyataan istrinya itu. Bukan memelihara tuyul! Tetapi ia telah mencuri hartaku! Banyak orang menjadi penasaran dan berusaha menyelidiki asal usul harta Mah Bongsu. Untuk menyelidiki asal usul harta Mah Bongsu ternyata tidak mudah. Beberapa dari orang dusun yang penasaran telah menyelidiki berhari-hari namun tidak dapat menemukan rahasianya.
Yang penting sekarang ini, kita tidak dirugikan, kata Mak Ungkai kepada tetangganya. Bahkan Mak Ungkai dan para tetangganya mengucapkan terima kasih kepada Mah Bongsu, sebab Mah Bongsu selalu memberi bantuan mencukupi kehidupan mereka sehari-hari. Selain mereka, Mah Bongsu juga membantu para anak yatim piatu, orang yang sakit dan orang lain yang memang membutuhkan bantuan. Mah Bongsu seorang yang dermawati, sebut mereka.

Mak Piah dan Siti Mayang, anak gadisnya merasa tersaingi. Hampir setiap malam mereka mengintip ke rumah Mah Bongsu. Wah, ada ular sebesar betis? gumam Mak Piah. Dari kulitnya yang terkelupas dan dibakar bisa mendatangkan harta karun? gumamnya lagi. Hmm, kalau begitu aku juga akan mencari ular sebesar itu, ujar Mak Piah.
Mak Piah pun berjalan ke hutan mencari seekor ular. Tak lama, ia pun mendapatkan seekor ular berbisa. Dari ular berbisa ini pasti akan mendatangkan harta karun lebih banyak daripada yang didapat oleh Mah Bongsu, pikir Mak Piah. Ular itu lalu di bawa pulang. Malam harinya ular berbisa itu ditidurkan bersama Siti Mayang. Saya takut! Ular melilit dan menggigitku! teriak Siti Mayang ketakutan. Anakku, jangan takut.

Bertahanlah, ular itu akan mendatangkan harta karun, ucap Mak Piah.

Sementara itu, luka ular milik Mah Bongsu sudah sembuh. Mah Bongsu semakin menyayangi ularnya. Saat Mah Bongsu menghidangkan makanan dan minuman untuk ularnya, ia tiba-tiba terkejut. Jangan terkejut. Malam ini antarkan aku ke sungai, tempat pertemuan kita dulu, kata ular yang ternyata pandai berbicara seperti manusia. Mah Bongsu mengantar ular itu ke sungai. Sesampainya di sungai, ular mengutarakan isi hatinya. Mah Bongsu, Aku ingin membalas budi yang setimpal dengan yang telah kau berikan padaku, ungkap ular itu. Aku ingin melamarmu untuk menjadi istriku, lanjutnya. Mah Bongsu semakin terkejut, ia tidak bisa menjawab sepatah katapun. Bahkan ia menjadi bingung.

Ular segera menanggalkan kulitnya dan seketika itu juga berubah wujud menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa. Kulit ular sakti itu pun berubah wujud menjadi sebuah gedung yang megah yang terletak di halaman depan pondok Mah bongsu. Selanjutnya tempat itu diberi nama desa Tiban asal dari kata ketiban, yang artinya kejatuhan keberuntungan atau mendapat kebahagiaan.

Akhirnya, Mah Bongsu melangsungkan pernikahan dengan pemuda tampan tersebut. Pesta pun dilangsungkan tiga hari tiga malam. Berbagai macam hiburan ditampilkan. Tamu yang datang tiada henti-hentinya memberikan ucapan selamat.

Dibalik kebahagian Mah Bongsu, keadaan keluarga Mak Piah yang tamak dan loba sedang dirundung duka, karena Siti Mayang, anak gadisnya meninggal dipatuk ular berbisa.

Konon, sungai pertemuan Mah Bongsu dengan ular sakti yang berubah wujud menjadi pemuda tampan itu dipercaya sebagai tempat jodoh. Sehingga sungai itu disebut Sungai Jodoh.

Friday, July 02, 2010

Kelinci Vs Rubah


Suatu hari ada seekor kelinci sedang duduk santai di tepi pantai, tiba-tiba datang seekor rubah jantan besar yang hendak memangsanya, lalu kelinci itu berkata:

"Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi didalam lubang kelinci, yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin, saya akan menang."

Sang Rubah jantan merasa tertantang,

"Dimanapun jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?"

Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Sepuluh menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam Setangkai paha rubah dan melahapnya dengan nikmat.

Sang Kelinci kembali bersantai, Sambil memakai kaca mata hitam dan topi pantai, tiba tiba datang se-ekor serigala besar yang hendak memangsanya, Lalu kelinci berkata :

"Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang."

Sang serigala merasa tertantang,

"Dimanapun jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?"

Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Lima belas menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam Setangkai paha serigala dan melahapnya dengan nikmat.

Sang kelinci kembali bersantai, Sambil memasang payung pantai dan merebahkan diri diatas pasir, Tiba tiba datang seekor beruang besar yang hendak memangsanya, Lalu kelinci berkata:

"Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang."

Sang Beruang merasa tertantang,

"Dimanapun jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?"

Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Tiga puluh menit kemudian sang kelinci keluar
sambil menggenggam Setangkai paha Beruang dan melahapnya dengan nikmat.

Pohon kelapa melambai lambai, Lembayung senja sudah tiba, habis sudah waktu bersantai, Sang Kelinci melongok kedalam lubang kelinci, sambil melambai

"Hai, keluar, sudah sore, besok kita teruskan!!"

Keluarlah se-ekor harimau dari lubang itu, sangat besar badannya. Sambil menguap Harimau berkata

"Kerjasama kita sukses hari ini, kita makan kenyang dan saya tidak perlu berlari mengejar kencang."

***
Renungan:

The Winner selalu berfikir mengenai kerja sama, sementara
The Looser selalu berfikir bagaimana menjadi tokoh yang paling berjaya.

Untuk membentuk ikatan persahabatan dan persaudaraan harus ada kerendahan hati dan keikhlasan bekerja sama:

(meskipun) dengan seseorang yang kelihatannya tidak lebih baik dari kita.

Jangan memaki orang tua mu


Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran.

Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya, "Nak, apakah benda itu? "Burung gagak", jawab si anak. Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit kuat, "Itu burung gagak, Ayah!"

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, "BURUNG GAGAK!!"

Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Itu gagak, Ayah."

Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama. Dan kali ini si anak benar- benar hilang sabar dan menjadi marah. "Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan???? Itu burung gagak, burung gagak, Ayah.....", kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama. "Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini," pinta si Ayah.

Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut. "Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, "Ayah, apa itu?" Dan aku menjawab, "Burung gagak."

Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak."

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu.

Si Ayah dengan perlahan bersuara, "Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah."

Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya memohon ampun atas apa yg telah ia perbuat.

========

Pesan:
Jagalah hati dan perasaan kedua orang tuamu, hormatilah mereka. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangimu di waktu kecil

kucing dan petani



Suatu hari ada seekor kucing milik seorang petani yang jatuh ke dalam sumur yang dalam dan kering. Binatang tersebut menangis dengan nyaring selama terus menerus, sementara itu sang petani tersebut mencoba mencarikan jalan keluarnya. Akhirnya, dia memutuskan bahwa kucing itu sudah terlalu tua, sumur itu juga perlu ditutup, dan menolong kucing tersebut merupakan suatu usaha yang sia sia belaka. Sehingga dia mengundang tetangganya untuk datang ke lokasi untuk membantunya mengubur kucing yang terjatuh kedalam sumur agar menghentikan kesengsaraannya.

Mereka semuanya memegang sekop dan mulai menimbunkan tanah ke dalam sumur. Pada awalnya, kucing tersebut menyadari apa yang sedang terjadi dan lagi lagi ia menangis dengan begitu memilukan. Tidak lama kemudian kucing tersebut tiba tiba diam tiada bersuara. Setelah beberapa sekop kemudian, petani tesebut melongok ke dalam sumur dan sang petani begitu terpana atas apa yang dilihatnya dan semua orang turut pula menjadi tercengang seketika. Kucing tersebut melakukan suatu hal yang memukau atas setiap sekop tanah yang menimpa dipunggungnya.

Kucing itu melepaskan tanah dari punggungnya dengan menggoyangkan badannya lalu naik keatas tanah yang telah jatuh dibawah kakinya. Setiap kali mereka menjatuhkan tanah keatas punggung binatang tersebut, ia akan melepaskannya dan melangkah keatasnya. Tidak lama kemudian, semua orang terperangah begitu sang kucing memenangkan perjuangannya tersebut dengan melangkahi tepi sumur dan meloncat keluar.

***
Renungan :
Seperti kucing tersebut, kehidupan ini ini juga akan senantiasa membuat tubuh mu kotor juga, dengan segala macam kotoran. Cara untuk keluar dari sumur tersebut adalah melepaskannya sambil melangkah naik keatas. Setiap kemunduran adalah seperti kotoran yang dilemparkan keatas punggung kita. Setiap kesulitan yang kita hadapi merupakan suatu batu loncatan. Kita hanya dapat keluar dari sumur yang paling dalam sekalipun hanya dengan tanpa berhenti, dengan tanpa putus asa LEPASKAN dan melangkahlah naik KEATAS !.

Kita tidak akan pernah menjadi dewasa tanpa adanya UJIAN berupa KEMALANGAN dan PENDERITAAN. Perjalanan takdir manusia silih berganti seperti adanya siang dan adanya malam, setiap PROBLEMA bukan untuk di TAKUTI tetapi untuk DIATASI.

RENUNGKANLAH, kita sering ditakuti oleh bayangan se olah olah permasalahan yang kita hadapi tampak besar, pada hal ketika kita mau melakukan sesuatu, persoalan itu mudah sekali diatasi.

Maka atasi persoalan anda sekarang ini juga dan jangan ditunda, karena belum tentu sebesar yang anda takutkan dan belum tentu sesulit yang anda bayangkan.

Dongeng dari Norwegia (si Gemuk Domba Mentega)




Pada zaman dahulu, ada seorang anak yang tubuhnya gemuk sekali. Berat badannya hampir satu kwintal. Konon, ia menjadi gemuk karena ibunya selalu memperhatikan makanannya. Ia tak pernah terlambat makan. Ia makan sangat banyak dan lahap melebihi saudara-saudaranya. Walaupun gemuk, ia bukan anak yang pendiam tak mau bermain. Ia tetap bermain dengan saudara-saudaranya yang lain, berlari-larian, petak umpet, atau lompat tali.

Dalam bermain, si Gemuk ini selalu dikalahkan oleh saudara-saudaranya. Jika berlari ia selalu ketinggalan di belakang karena tubuhnya terlalu berat untuk berlari dengan saudara-saudaranya yang larinya secepat angin. Bahkan, ketika berlari, si Gemuk berjalannya seperti raksasa hingga menyebabkan bumi bergetar.

Kalau bermain petak umpet, ia akan mudah kelihatan kalau bersembunyi sebab tidak ada tempat persembunyian yang pas untuknya. Tempat persembunyiannya selalu lebih kecil dari tubuhnya, sehingga bagian tubuhnya pasti kelihatan. Misalnya, kakinya menyembul atau tangannya kelihatan seperti cabang pohon yang besar.

Meskipun sering kalah, tetapi si Gemuk tetap riang. Si Gemuk ini sering diolok-olok dengan julukan Domba Mentega tetapi ia sama sekali tak marah. Si Gemuk menyadari, kalau mereka adalah saudara-saudaranya yang baik hati dan tak mungkin menjerumuskannya.

Julukan Domba Mentega itu diberikan pada si Gemuk karena saudara-saudaranya itu membayangkan tubuh Si Gemuk layaknya seekor domba, apalagi kalau dimasak menggunakan mentega, kelezatannya akan semakin bertambah. Zaman dahulu, domba adalah makanan mewah yang hanya dimakan oleh kalangan pembesar kerajaan. Rakyat kecil seperti keluarga si Gemuk hanya bisa menikmati masakan domba yang lezat hanya pada akhir tahun ketika pihak kerajaan mengadakan pesta tahunan dengan mengundang rakyat jelata. Pada saat itu, rakyat dapat merasakan lezatnya masakan istana, khususnya domba mentega. Maka, tak heran, jika si Gemuk yang dijuluki Domba Mentega itu sedemikian tenar julukannya hingga ke negeri-negeri tetangga.

Si Gemuk sekarang justru berterima kasih kepada saudara-saudaranya. Julukan yang sesungguhnya untuk menghina dirinya itu, kini malah menjadi berkah baginya dan keluarganya. Orang-orang yang merasa penasaran dengan julukan itu berbondong-bondong berdatangan ke rumahnya untuk melihat sendiri bagaimana sosok “Domba Mentega” itu.

Begitu menyaksikan betapa besar tubuh si Gemuk, mereka merasa gemas dan berusaha untuk mencubit atau memegang bagian tubuhnya. Lalu, dengan penjagaan yang ketat dari Ibu dan saudara-saudaranya, si Gemuk mendapat perlindungan yang berarti.

Hingga suatu hari, kabar tentang si Gemuk itu didengar oleh seorang nenek tua sakti yang menyukai daging gemuk manusia. Ia adalah seorang kanibal yang kelaparan dan sudah lama tidak merasakan bagaimana rasanya menyantap daging manusia. Ia kemudian datang kepada keluarga si Gemuk dan ingin melihat bagaimana keadaannya. Tetapi, Ibu yang sudah tahu maksud jahat nenek tua yang datang itu, telah memberitahu anak-anak sebelumnya untuk bersembunyi di dalam rumah. Ia kemudian menemui nenek tua itu.

“Maaf nek, Si Domba Mentega sekarang sedang bermain-main di luar!” kata ibu Si Gemuk.
“Wah, sayang sekali, padahal aku membawakannya hadiah yang bagus-bagus,” kata nenek tua itu.
Mendengar nenek itu menyebut hadiah, Si Gemuk langsung melonjak kegirangan dan menemui nenek itu. Secepat kilat anak itu langsung dimasukkan ke dalam karung untuk dibawanya pulang. Ibunya tak dapat berkutik karena takut akan disihir menjadi binatang. Di dalam karung, si Gemuk dapat menemukan sebuah pisau dan menyobeknya. Walhasil, si Gemuk bisa melarikan diri tanpa diketahui nenek sakti tersebut.

Paginya, nenek tua sakti itu kembali ke rumah si Gemuk. Kali ini, ia memakai tipuan yang lain.
“Maaf Nek, Si Domba Mentega sedang berburu bersama kakak-kakaknya!” kata Ibunya.
“Wah sayang sekali, sebenarnya tak perlu berburu karena aku membawakannya daging kelinci yang lezat!” kata nenek tua penyihir itu.

Mendengar nenek itu menyebut daging kelinci, terbayanglah dalam benak si Gemuk akan daging kelinci yang lezat. Si Gemuk yang masih kecil itu kemudian keluar dan menanyakan daging kelinci tersebut.
Nenek sakti itu kembali menangkapnya dan memasukkannya ke dalam karung. Ibunya tidak berani berontak. Kali ini, si Gemuk tak bisa berkutik karena di dalam karung juga tidak ada pisau. Meskipun Si Gemuk berontak, tapi kekuatan nenek jahat itu lebih hebat.

Sesampainya di tempat tinggal nenek jahat tersebut, si Gemuk lalu dimasukkan ke dalam belanga yang besar yang diisi air. Nenek itu lalu menyusun kayu bakar. Ketika nenek itu mencari-cari korek api, Si Gemuk meraba-raba sesuatu di bawahnya. Mungkin, ada sesuatu yang bisa dipergunakannya untuk melawan nenek tua itu.

Benar saja, si Gemuk menemukan sebuah sendok besar yang tertinggal dalam belanga. Si Gemuk diam-diam menyembunyikannya di belakang punggungnya. Ia pura-pura pasrah. Hingga, ketika nenek tua itu akan menyulut tungkunya dengan korek api, ia langsung memukul kepala nenek tua itu hingga pingsan. Lalu, si Gemuk dapat melarikan diri.

Sejak saat itu, ibu dan saudara-saudara di Gemuk tak pernah menjulukinya Domba Mentega. Ia memanggil nama aslinya, Tom. Tetapi, kadang-kadang mereka menambahkan kata di belakangnya namanya dengan Si Pemberani, atau lengkapnya, Tom Si Pemberani.

***
Pelajaran yang dapat Dipetik :

Orangtua kita telah memberikan nama-nama yang baik pada anak-anaknya. Maka, panggillah nama mereka dengan nama yang sesuai dengan nama yang diberikan oleh orangtuanya. Menjuluki mereka dengan panggilan yang jelek akan membuatnya sakit hati dan perbuatan itu dilarang agama.

Friday, May 07, 2010

Anak Berhati Mulia

Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran: "Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan. Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu-satunya, namanya Sindu. Tampak ketakutan, air matanya banjir.
Di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/ yoghurt (nasi khas India/ curd rice).

Sindu anak yg manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun.
Dia sangat tidak suka makan curd rice ini.
Ibu dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada "cooling effect".
Aku mengambil mangkok dan berkata "Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak-teriak sama ayah."

Aku bisa merasakan istriku cemberut di belakang punggungku.
Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya, lalu berkata,
"Boleh ayah, akan saya makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok, tapi semuanya akan saya habiskan.
Tapi saya akan minta..."
Sindu agak ragu-ragu sejenak saat akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya.
"Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaan saya?"

Aku menjawab, "Oh... pasti sayang."
Sindu tanya sekali lagi, "Betul nih ayah?"
"Yah pasti" sambil menggenggam tangan anakku yang kemerahmudaan dan lembut sebagai tanda setuju.
Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama.
Istriku menepuk tangan Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, "Janji" kata istriku.
Aku sedikit khawatir dan berkata: "Sindu jangan minta komputer atau barang-barang lain yang mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang."
Sindu menjawab, "Jangan khawatir, Sindu tidak minta barang-barang mahal kok.

Kemudian Sindu dgn perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu.
Dalam hatiku, aku marah sama istri dan ibuku yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya.

Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap.
Dan semua perhatian (aku, istriku, dan juga ibuku) tertuju kepadanya. Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin/ dibotakin pada hari Minggu. Istriku spontan berkata, "Permintaan gila, anak perempuan dibotakin? Tidak mungkin!" Juga ibuku menggerutu jangan terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV.
Dan program-program TV itu sudah merusak kebudayaan kita.

Aku coba membujuk, "Sindu kenapa kamu tidak minta hal yang lain.
Kami semua akan sedih melihatmu botak."
Tapi Sindu tetap dengan pilihannya, "Tidak ada 'yah, tak ada keinginan lain" kata Sindu.
Aku coba memohon kepada Sindu, "Tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami."
Sindu dengan menangis berkata: "Ayah sudah melihat bagaimana menderitanya saya menghabiskan nasi susu asam itu.
Dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan saya, kenapa ayah sekarang mau menarik/ menjilat ludah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral, bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apapun yang terjadi, seperti Raja Harishchandra (raja India jaman dahulu kala) untuk memenuhi janjinya rela memberikan tahta, harta/ kekuasaannya, bahkan nyawa anaknya sendiri?"

Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku,
"Janji kita harus ditepati." Secara serentak istri dan ibuku berkata, Apakah kau sudah gila?"
"Tidak," jawabku. "Kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri. Sindu permintaanmu akan kami penuhi."

Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus.
Hari Senin, aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku.
Sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya.
Tiba-tiba seorang anak laki-laki keluar dari mobil sambil berteriak, "Sindu tolong tunggu saya."
Yang mengejutkanku, ternyata kepala anak laki-laki itu botak.
Aku berpikir mungkin "botak" model adalah jaman sekarang.

Tanpa memperkenalkan dirinya seorang wanita keluar dari mobil dan berkata, "Anak Anda, Sindu, benar-benar hebat.
Anak laki-laki yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish, adalah anak saya.
Dia menderita leukemia (kanker darah)."
Wanita itu berhenti sejenak, menangis tersedu-sedu.
"Bulan lalu Harish tidak masuk sekolah, karena pengobatan chemo therapy kepalanya menjadi botak, jadi dia tidak mau pergi ke sekolah karena takut diejek/ dihina oleh teman-teman sekelasnya.
Nah... Minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi.
Hanya saya betul-betul tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku, Harish.
Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.
Aku berdiri terpaku dan aku menangis.
Malaikat kecilku, "Tolong ajarkan aku tentang kasih."

****

kehidupan kita terkadang sangat pahit, namun jika kita berpikir kembali bahwa, apa yang kita dapatkan selama ini, semua itu adalah hikmah terpendam.
yakinkan diri bahwa segala sesuatu akan indah pada waktunya.

Jika kita memandang sesuatu yang Berharga dan sebagai sesuatu yang Berharga, dan melihat sesuatu yang tidak berharga sebagai sesuatu yang tidak Berharga,
Maka hal tersebut akan menimbulkan Pikiran yang benar dan kita akan memperoleh sesuatu yang sangat berharga.

Kisah Direktur

Ada seorang direktur sebuah perusahaan besar sedang mencari pengganti dirinya, dikarenakan beliau sudah cukup tua. Maka direktur itu pun memanggil ketiga wakil direktur.. setelah semua berkumpul pak direktur pun membagikan masing2 1 buah bibit tanaman,, dan ia berkata kepada tiga wakil nya "saya sudah mau pensiun makanya saya mengumpulkan kalian disini, sekarang bibit itu kalian bawa pulang dan tolong tanam di rumah kalian masing2. nanti ketika sudah 3 bulan bawa tanaman itu ke saya barang siapa yg tanamanya paling bagus maka dia akan menggantikan saya sebagai direktur. akhirnya tanaman itu pun di bawa pulang oleh ketiga wakilnya itu..




tiga bulan kemudian tiga wakil direktur itu pun menghadap direktur sambil membawa tanamanya.. direktur pun bertanya

direktur : wakil 1 coba saya lihat tanaman anda?
wakil 1 : ini pak punya saya sudah bagus dan rimbun
direktur : bisa sebagus ini?
wakil 1 : iya pak, saya pupuk setiap hari dan saya rawat.


sekarang giliran wakil 2

direktur : wakil 2 coba saya lihat tanaman anda?
wakil 2 : ini silahkan pak,punya saya lebih rimbun dan tinggi dari pada wakil 1
direktur : anda beri apa tanaman ini?
wakil 2 : saya rawat pak dan keluarga saya setiap hari menyiraminya.

sekarang giliran wakil 3

direktur : wakil 3 mana tanaman anda?
wakil 3 : maav pak bibit yg anda berikan tidak tumbuh pak padahal sudah
saya rawat pak setiap hari, maavkan saya pak mungkin memang
bukan rezeki saya untuk menjadi direktur..
direktur : baiklah nak..


sesudah itu pak direktur pun berkata

direktur : wakil 1 dan wakil 2 dimana anda membeli tanaman itu?
wakil 1 dan 2 : saya tidak membeli pak saya merawatnya dari bibit yg anda
berikan.
direktur : anda berdua jgn berbohong
wakil 1 dan 2 : iya pak saya membelinya dari toko bunga..

direktur : wakil 3 anda memang pantas menggantikan saya sebagai direktur
karena anda telah jujur.. karena bibit yang saya berikan kepada
kalian bertiga adalah bibit yg sudah pasti tidak akan tumbuh...
jadi anda memang pantas menggantikan saya...


seorang pemimpin memang harus mempunyai perilaku jujur, belajarlah menjadi jujur..